Wednesday, 24 September 2014

Cerpen "Rasa yang terpendam"

Cerpen ini adalah hasil karya ku sendiri saat disuruh membuat cerpen dalam pelajaran bahasa indonesia, silahkan disimak

 Rasa yang terpendam
( Abdur Rokhim )



Semua manusia pasti memiliki perasaan begitu juga dengan aku, perasaan sejatinya mewakili sekian banyak rasa atau sensasi yang hadir dalam diri manusia untuk kemudian terekspresikan dalam perbuatan, mulai dari marah, benci, takut, cemas, berani, cinta, kasih sayang, sedih, bahagia, gembira, euforia, dan sebagainya, perasaan yang aku alami adalah perasaan disaat aku menyukai seorang wanita, wajahnya selalu menghantui malam-malamku, aku ingin kau ada dalam kesepianku dan keputus asaanku. Aku akan menantimu hingga kaki ini tak lagi mampu berjalan.
Suara dzikir dari masjid terdengar merdu di kedua telingaku,  aku terkejut menatap jam dinding yang terpampang di dinding sebelah kanan kamarku. Dengan segera aku pastikan lagi dengan arloji yang melekat ditangan kiriku. hasilnya sama. masih tidak percaya, Aku cek lagi dengan jam di ponselku, tertera angka yang sama  disana. Meski aku bersikeras berharap “tidak” tapi tetap saja tidak masuk akal kalau ketiga jam itu error. Akhirnya aku percaya. Aku bangkit dari tempat peristirahatan ku, menuju kamar mandi dan keluar dalam keadaan segar. Ya, sudah tidak pegal. Kemudian dilanjutkan dengan sholat subuh, Setelah selesai sholat aku lekas memakai seragam sekolah dan menuju ke ruang makan bersama keluarganya untuk sarapan pagi dan bersiap-siap menuju ke sekolah.
Langsung saja, aku berpamitan kepada kedua orang tuaku kemudian berjalan menuju ke depan rumah dan mengendarai motor kesayanganku ini menuju ke sekolah, aku masih duduk di bangku kelas satu sma,  sesampainya di sekolah dan memakirkan motorku aku bertemu dengan teman sekelas dan juga sahabatku  namanya khadad, ia adalah sosok sahabat yang baik, perhatian, dan bisa diajak ngobrol saat kesepian di malam yang sunyi, sejak kecil kami selalu bermain bersama. Kami berjalan bersama menuju ke lapangan upacara, tiba-tiba ia berbicara “hei, yeopo kowe karo de’e”, aku terkejut dan aku tahu maksudnya, tetapi aku terdiam, ia berbicara lagi “wes talah, tak dukung tak dukung, wedine ”  aku menjawabnya sambil tersenyum “suwon yo”, aku malu untuk mengatakan kepadanya, ia sudah tahu bahwa aku menyukai salah satu teman sekelasku yaitu indah, seperti namanya, dia adalah wanita yang bisa dibilang sempurna dimataku entah kata orang lain, dengan wajah yang manis, ber kerudung paris ,selalu eksis, tetapi tidak narsis,dan tidak materialistis, tubuh yang ramping, pintar dunia dan akhirat, aku memang menyukai wanita yang kriterianya sudah aku sebutkan tadi
Tak terasa kami berdua sudah sampai di lapangan upacara, awalnya upacara berlangsung khidmat tepai di akhir upacara terdengar suara dari barisan belakang entah dari kelas sebelah atau salah satu temanku ada yang memicu kegaduhan sehingga separuh barisan belakang kelasku bergemuruh , tak sadar bahwa salah satu guru mengetahui hal tersebut, alhasil setelah upacara selesai terdengar suara dari speaker sekolah bahwa kelas kami dihukum karena saat upacara ada yang bergurau, kami sekelas dihukum berlari mengitari lapangan sekolah sebanyak lima kali. Aku mengatakan dalam hati “ nasib-nasib kenek watune, sek isuk rek, pegel boss” Setelah dihukum aku dan sahabatku kembali berjalan bersama, khadat mengatakan “ada pr matematika, kamu” “lho lali aku, gara-gara  mabengi dijak konco kampung dulinan pes, dadi lali, seng gae coro horny-horny iku kan” sahut sambil memotong perkataan dari khadat “horner, horny pikiranmu iku” jawab khadat, aku pun membalas “hahaha guyon  boss”.
Sesampainya dikelas aku langsung mengerjakan pr matematika tadi dengan bantuan khadat, akhirnya selesai, tiba-tiba ibu guru datang dengan memberi salam langsung mengatakan “siapkan selembar kertas, hari ini kita ulangan”. Serentak sekelas terkejut mendengar hal itu  begitu juga dengan aku “sial habis dihukum berlari keliling lapangan langsung ulangan matematika, apalagi tidak ada persiapan tadi malam, bismillah ae wes” tak lama kemudian ulangannya pun dimulai, aku mencoba mengerjakan soalnya selagi bisa, dari 20 soal hanya terjawab 9 soal, “mugo-mugo ole pencerahan” ibu guru mengatakan “ waktu mengerjakan kurang 30 menit lagi,  cek kembali jawaban kalian masing-masing” aku mulai gelisah, kali ini khadat tidak bisa membantuku karena perbedaan soal, tiba-tiba bisikan-bisikan halus terdengar di kedua telingaku aku mencoba menoleh hati-hati ke sumber suara tersebut ternyata dari wanita yang aku suka, “sudah selesai belum?” tanya indah, aku menjawab “belum nih kurang no 10-20” “hah, banyaknya, yaudah ini aku kasih” “makasih ya”. Segera aku menyalin jawaban yang diberikannya tadi. “alhamdulillah, akhirnya dapat pencerahan, tetapi kenapa dia kok bisa baik begitu ya, tau ah gelap” “kriiing kriiiing kriiing” bel berbunyi pertanda waktu mengerjakan sudah habis “Waktu habis!. Ketua, Kumpulkan hasilnya dan bawa ke meja ibu di Kantor. Akan ibu koreksi dan hasilnya diumumkan minggu depan dan yang dibawah kkm akan diremidi kembali” kata bu guru.


Akhirnya waktu istirahat telah tiba, seperti biasa aku dan teman-temanku menuju ke kantin sekolah, disana aku membeli satu piring makan dan satu gelas es minuman, setelah menghabiskannya, tanpa disengaja aku menyenggol gelas  yang akhirnya terjatuh dan pecah, “sial lagi- sial lagi, kayaknya kurang bancaan be.e aku iki” kata ku dalam hati, aku harus merogoh kocek yang lebih dalam untuk membayar makanan dan mengganti satu gelas yang pecah tadi, saat kembali ke kelas aku melihat dengan indah tersenyum dari kejauhan, awalnya aku tidak yakin bahwa ia tersenyum kepadaku, berhubung disekitarku tidak ada anak lain selain aku, aku menjadi yakin ia tersenyum kepadaku, bibirku terbungkam karena melihat senyumnya, alhasil aku tak kuasa saat didepannya, sebenarnya aku sendiri ingin mengungkapkan rasa tapi mengapa aku selalu tak bisa melakukakanya, tapi bagaimana caranya agar dia bisa tahu kalau aku suka sama dia, dalam hatiku berkata ingin mengungkapkan cinta namun aku malu untuk mengawalinya, saat kau menatapku jantungku menjadi berdebar, kemudian ia menyapa “hai” ku jawab Hai juga tapi sedikit grogi jadi salah tingkah bicara sama dia, wajar bila sesama teman jika bertemu pasti menyapa, tetapi ini berbeda .
Sesampainya di kelas, bel masuk kelas sudah berbunyi, sekarang adalah waktunya pelajaran yang sangat membosankan bagiku,yaitu pelajaran sejarah bagaimana tidak bosan, setiap pelajaran ini pasti disuruh merangkum isi di buku paket, padahal di buku itu sudah ada semua tetapi masih disuruh merangkunya, tetapi pelajaran ini disisi lain menyenangkan bagiku yaitu disaat ibu guru menerangkan dan menceritakan tentang materi sejarah yang kita pelajari, mnegapa menyenagkan karena ya menurutku dari pada membaca buku yang setebal lemari itu lebih baik mendengarkan ibu guru menerangkan, karena lebih mudah dipahami bagiku. Aku melihat ketua kelas dengan wajah yang sangat polos sedang menuju kedepan dan ia mulai menuliskan kata-kata di papan tulis, kata demi kata ia tulis aku mulai membaca apa yang ditulis ketua kelas tadi dan ternyata isi pengumumannya adalah disuruh mengerjakan buku paket, ini pertanda bahwa jam ini adalah jam kosong dan gurunya hari ini tidak masuk kelas, sekelaspun mulai gaduh, ada yang bermain katru bergerombol, bermain hp, dan yang lainnya, kulihat sekeliling hanya beberapa saja yang berniat untuk mengerjakan tugas yang diberikan ibu guru tadi, begitu juga wanita yang aku suka, aku melihat dari kejauhan ia mulai bermain hp, entah apa yang ia lakukan dengan hp tersebut
Tak lama kemudian, seperti biasa setiap ada jam kosong aku mulai membuka laptopku, ternyata entahapa yang terjadi sebelumnya, laptopku terkena bsod atau yang disebut blue screen of death aku mulai kesal, untung jauh-jauh hari aku sudah menyiapkan restore point, jadi aku bisa mengembalikan laptopku yang terkena blue screen, mungkin ini gara-gara niatku yang jelek, dengan fasilitas wifi yang di sediakan sekolahan aku menjahili teman-temanku yang membuka latop dengan mengirimkan pesan jahil lewat ip adress teman-temanku yang sebelumnya sudah aku miliki dengan menscan laptop mereka, hal ini tidak berlaku pada wanita yang aku suka, berbicara dengan dia saja aku malu apa lagi menjahili dia dengan mengirimkan pesan kepada laptopnya. Tak terasa laptopku sudah  kembali pulih seperti semula, aku akhirnya mengurungkan niat ku untuk menjahili teman-temanku,  aku mulai membuka browser untuk berselancar di dunia maya, situs yang kubuka adalah situs jejaring sosial yang terkenal yaitu facebook, tak hanya facebook yang kubuka di tab yang lain aku membuka situs blogku, aku adalah blogger aktif disana aku banyak memposting bergai macam artikel, walau 40 persen tidak asli karyaku sendiri, dari blog tersebut aku mendapatkan uang 30-50 ribu dalam sebulan dari hasil penjualan iklan yang ada di blogku, meskipun sedikit uang tersebut dapat aku gunakan untuk membeli pulsa.
Tiba-tiba khadat menghampiriku dan mengagetiku “he bro” ucap khadat sambil menepuk bahuku”lapo, ngageti ae” jawab aku. “onok berta anyar” “berita opo” , aku mulai penasaran “sidokno tak gak yo” tanya khadat,  “opo seh ?” jawab aku kembali  “nek tak sidokno kon malah gak selera lapo lapo” “genah kok, onok opo?” aku sudah sangat penasaran dengan perkataanya, tiba tiba ia bilang “ikulo onok tikus ketabrak” ternyata, lama kelamaan rasa penasaranku pun mulai hilang “malah mbanyol, gak-gak onok opo” “gak sido wes” saat ia mengatakan itu rasa penasaranku mulai menjadi marah “asu ! ! , leptop iki ngayang lo” eits, yo yo yo, tapi ojok ngamok yo” “ora ora, opo ?” “tentang arek iku” “arek iku sopo” “yo arek iku” “kon malah gak jelas i” “arek seng kon ..” “yo yo yo paham, opo.o” ketika aku tahu bahwa yang dibahas adalah wanita yang aku suka, aku mulai penasaran kembali “wes ero gak ?” kata khadat, aku menjawab “wes ero opo ? mbulet ae koyok benang, karepmu wes !!” “yo yo yo, ngono ae motong” “gak motong, kon seh gak genah blas ket mau” “yo yo yo, beritae iku... opo mau lali” “asu ! !, ngono ae lali” “iyo seh, eleng, eleng aku saiki” “ngono lak enak, onok opo?”  “yo iki lo, tibae arek iku..” “arek iku opo’o?” “tiba’e wes duwe” “genah kon ! ! !” “ yo sumpah gak bojok aku” , saat kata itu terlontar dari mulut sahabatku, lalu aku pun terdiam dan membisu, aku mencoba mempastikan hal tersebut dengan membuka facebook ku yang sedari tadi sudah terbuka untuk melihat status hubungan nya, ternyata diluar dugaan hasilnya sama dengan yang disebutkan khadat, yaitu dia sudah mempunyai kekasih, masih tidak percaya akupun membuka bbmku,  ternyata tetap saja, statusnya berubah menjadi taken, tetapi aku masih tidak percaya hal tersebut sebelum aku mengetahuinya dengan mata kepalaku sendiri  “gak po po ta awakmu” tanya khadat, “gak po po  kok” padahal dalam hatiku sakitnya tuh disini “ojo galau ngono rek” “gak galau bos” aku menjawabnya dengan nada yang rendah “awakmu ero teko endi ?” tanya aku kepada khadat lalu ia menjawab “aku ero teko konco wedok seng parek teko de’e” aku hanya menjawab “owh” sedikit kesal memang, yah pepatah mengatakan nasi sudah mejadi bubur.
Kriiiing kriiiing kriiing kriiing .... bel  pulang pun telah berbunyi, aku melihat indah tergesa meninggalkan kelas, aku coba mengikutinya dari belakang, dan ternyata apa yang kulihat, ia telah dijemput oleh kekasih baruya, betapa sakitnya hati ini saat melihat ia berboncengan dengan kekasih barunya itu, aku bergegas kembali ke kelas dan mengemasi barang barangku kemudian mengambil motor kesayangan ku yang berada di parkir dan segera pulang ke rumah, sesampainya di rumah aku langsung menaruh tas ranselku dan berganti pakaian dan duduk di  teras rumah yang kebetulan disana ada amben kalau dalam bahasa jawanya, aku menaruh badanku disana, aku melihat awan yang cerah dan masih teringat kisah sepulang sekolah tadi, jujur aku mengaku ku sakit hati padamu mengapa kau lukai aku ,  rasanya sakit hati itu  seperti jika pernah kau disengat lebah itu lebih pedih katanya, aku tak menangisimu aku masih bisa tertawa, untuk apa menagisimu lebih baik aku tertawa walau kau pergi jauh dariku, tanpa sadar disampigku sudah ada nenekku, aku dan nenekku sangat akrab, biasanya kami bercengrama bersama, mendengarkan cerita nenek jaman dahulu, bahkan saling curhat, kemudian ia bilang “lapo to le raimu kok koyo’e sedih seru ngono” aku menjawab “biasa mak arek enom” “le tole ana’e wong kok yo mbok pikiri, jamane embah biyen yo gak atek ngono ngono an le” “yo seje lah mak, jaman biyen bari jaman saiki, jaman biyen dijodohno saiki mboten mak” “jarno ae to le wadon sek akeh nak dunyo, jodoh iku pasti gak nandi nadi, mbesok yo pasti metok, seng kuat ae le” “ nggeh mak” sambil meneloh ke arah nenekku. Untung ada nenekku nenek pernah bilang kepadaku bahwa bila gugur satu akan tumbuh sepuluh ribu, oh nenekku adalah pahlawanku pantang mundur menasehatiku.
Lama kelamaan aku mulai menyadarinya, sekali lagi, nasi sudah menjadi bubur, aku hanyalah seorang pria yang terlalu takut mengungkapkan perasaan ini, aku hanya mampu memendamnya saja. Akhirnya aku tersadar aku terlalu egois, ini bukan salah dia tapi salahku yang telah mencintai dan menyukainya dan akan selalu menjadi perasaan yang terpedam. Dari sinilah aku belajar berfikir lebih dewasa lagi bahwa cinta itu tak harus diungkapkan, yang penting pembuktianya, aku yakin kalau jodoh tidak akan kemana mana.

0 comments:

Post a Comment