Cerpen ini adalah hasil karya ku sendiri saat disuruh membuat cerpen dalam pelajaran bahasa indonesia, silahkan disimak
Rasa yang terpendam
( Abdur Rokhim )
Semua manusia pasti memiliki perasaan begitu juga
dengan aku, perasaan sejatinya mewakili sekian banyak rasa atau sensasi yang
hadir dalam diri manusia untuk kemudian terekspresikan dalam perbuatan, mulai
dari marah, benci, takut, cemas, berani, cinta, kasih sayang, sedih, bahagia,
gembira, euforia, dan sebagainya, perasaan yang aku alami adalah perasaan disaat
aku menyukai seorang wanita, wajahnya selalu menghantui malam-malamku, aku
ingin kau ada dalam kesepianku dan keputus asaanku. Aku akan menantimu hingga
kaki ini tak lagi mampu berjalan.
Suara
dzikir dari masjid terdengar merdu di kedua telingaku, aku terkejut menatap jam dinding yang
terpampang di dinding sebelah kanan kamarku. Dengan segera aku pastikan lagi
dengan arloji yang melekat ditangan kiriku. hasilnya sama. masih tidak percaya,
Aku cek lagi dengan jam di ponselku, tertera angka yang sama disana. Meski aku bersikeras berharap “tidak”
tapi tetap saja tidak masuk akal kalau ketiga jam itu error. Akhirnya aku
percaya. Aku bangkit dari tempat peristirahatan ku, menuju kamar mandi dan
keluar dalam keadaan segar. Ya, sudah tidak pegal. Kemudian dilanjutkan dengan
sholat subuh, Setelah selesai sholat aku lekas memakai seragam sekolah dan
menuju ke ruang makan bersama keluarganya untuk sarapan pagi dan bersiap-siap
menuju ke sekolah.
Langsung saja, aku berpamitan
kepada kedua orang tuaku kemudian berjalan menuju ke depan rumah dan
mengendarai motor kesayanganku ini menuju ke sekolah, aku masih duduk di bangku
kelas satu sma, sesampainya di sekolah
dan memakirkan motorku aku bertemu dengan teman sekelas dan juga sahabatku namanya khadad, ia adalah sosok sahabat yang
baik, perhatian, dan bisa diajak ngobrol saat kesepian di malam yang sunyi, sejak
kecil kami selalu bermain bersama. Kami berjalan bersama menuju ke lapangan
upacara, tiba-tiba ia berbicara “hei, yeopo kowe karo de’e”, aku terkejut dan
aku tahu maksudnya, tetapi aku terdiam, ia berbicara lagi “wes talah, tak
dukung tak dukung, wedine ” aku menjawabnya
sambil tersenyum “suwon yo”, aku malu untuk mengatakan kepadanya, ia sudah tahu
bahwa aku menyukai salah satu teman sekelasku yaitu indah, seperti namanya, dia
adalah wanita yang bisa dibilang sempurna dimataku entah kata orang lain,
dengan wajah yang manis, ber kerudung paris ,selalu eksis, tetapi tidak narsis,dan
tidak materialistis, tubuh yang ramping, pintar dunia dan akhirat, aku memang
menyukai wanita yang kriterianya sudah aku sebutkan tadi
Tak terasa kami berdua
sudah sampai di lapangan upacara, awalnya upacara berlangsung khidmat tepai di
akhir upacara terdengar suara dari barisan belakang entah dari kelas sebelah
atau salah satu temanku ada yang memicu kegaduhan sehingga separuh barisan
belakang kelasku bergemuruh , tak sadar bahwa salah satu guru mengetahui hal
tersebut, alhasil setelah upacara selesai terdengar suara dari speaker sekolah
bahwa kelas kami dihukum karena saat upacara ada yang bergurau, kami sekelas
dihukum berlari mengitari lapangan sekolah sebanyak lima kali. Aku mengatakan
dalam hati “ nasib-nasib kenek watune, sek isuk rek, pegel boss” Setelah
dihukum aku dan sahabatku kembali berjalan bersama, khadat mengatakan “ada pr
matematika, kamu” “lho lali aku, gara-gara
mabengi dijak konco kampung dulinan pes, dadi lali, seng gae coro
horny-horny iku kan” sahut sambil memotong perkataan dari khadat “horner, horny
pikiranmu iku” jawab khadat, aku pun membalas “hahaha guyon boss”.
Sesampainya dikelas
aku langsung mengerjakan pr matematika tadi dengan bantuan khadat, akhirnya
selesai, tiba-tiba ibu guru datang dengan memberi salam langsung mengatakan
“siapkan selembar kertas, hari ini kita ulangan”. Serentak sekelas terkejut
mendengar hal itu begitu juga dengan aku
“sial habis dihukum berlari keliling lapangan langsung ulangan matematika,
apalagi tidak ada persiapan tadi malam, bismillah ae wes” tak lama kemudian
ulangannya pun dimulai, aku mencoba mengerjakan soalnya selagi bisa, dari 20
soal hanya terjawab 9 soal, “mugo-mugo ole pencerahan” ibu guru mengatakan “
waktu mengerjakan kurang 30 menit lagi,
cek kembali jawaban kalian masing-masing” aku mulai gelisah, kali ini
khadat tidak bisa membantuku karena perbedaan soal, tiba-tiba bisikan-bisikan
halus terdengar di kedua telingaku aku mencoba menoleh hati-hati ke sumber
suara tersebut ternyata dari wanita yang aku suka, “sudah selesai belum?” tanya
indah, aku menjawab “belum nih kurang no 10-20” “hah, banyaknya, yaudah ini aku
kasih” “makasih ya”. Segera aku menyalin jawaban yang diberikannya tadi.
“alhamdulillah, akhirnya dapat pencerahan, tetapi kenapa dia kok bisa baik
begitu ya, tau ah gelap” “kriiing kriiiing kriiing” bel berbunyi pertanda waktu
mengerjakan sudah habis “Waktu habis!. Ketua, Kumpulkan hasilnya dan bawa ke
meja ibu di Kantor. Akan ibu koreksi dan hasilnya diumumkan minggu depan dan
yang dibawah kkm akan diremidi kembali” kata bu guru.
Akhirnya waktu
istirahat telah tiba, seperti biasa aku dan teman-temanku menuju ke kantin
sekolah, disana aku membeli satu piring makan dan satu gelas es minuman,
setelah menghabiskannya, tanpa disengaja aku menyenggol gelas yang akhirnya terjatuh dan pecah, “sial lagi-
sial lagi, kayaknya kurang bancaan be.e aku iki” kata ku dalam hati, aku harus
merogoh kocek yang lebih dalam untuk membayar makanan dan mengganti satu gelas
yang pecah tadi, saat kembali ke kelas aku melihat dengan indah tersenyum dari
kejauhan, awalnya aku tidak yakin bahwa ia tersenyum kepadaku, berhubung
disekitarku tidak ada anak lain selain aku, aku menjadi yakin ia tersenyum
kepadaku, bibirku terbungkam karena melihat senyumnya, alhasil aku tak kuasa
saat didepannya, sebenarnya aku sendiri ingin mengungkapkan rasa tapi mengapa
aku selalu tak bisa melakukakanya, tapi bagaimana caranya agar dia bisa tahu
kalau aku suka sama dia, dalam hatiku berkata ingin mengungkapkan cinta namun
aku malu untuk mengawalinya, saat kau menatapku jantungku menjadi berdebar,
kemudian ia menyapa “hai” ku jawab Hai juga tapi sedikit grogi jadi salah
tingkah bicara sama dia, wajar bila sesama teman jika bertemu pasti menyapa,
tetapi ini berbeda .
Sesampainya di kelas,
bel masuk kelas sudah berbunyi, sekarang adalah waktunya pelajaran yang sangat
membosankan bagiku,yaitu pelajaran sejarah bagaimana tidak bosan, setiap
pelajaran ini pasti disuruh merangkum isi di buku paket, padahal di buku itu
sudah ada semua tetapi masih disuruh merangkunya, tetapi pelajaran ini disisi
lain menyenangkan bagiku yaitu disaat ibu guru menerangkan dan menceritakan
tentang materi sejarah yang kita pelajari, mnegapa menyenagkan karena ya menurutku
dari pada membaca buku yang setebal lemari itu lebih baik mendengarkan ibu guru
menerangkan, karena lebih mudah dipahami bagiku. Aku melihat ketua kelas dengan
wajah yang sangat polos sedang menuju kedepan dan ia mulai menuliskan kata-kata
di papan tulis, kata demi kata ia tulis aku mulai membaca apa yang ditulis
ketua kelas tadi dan ternyata isi pengumumannya adalah disuruh mengerjakan buku
paket, ini pertanda bahwa jam ini adalah jam kosong dan gurunya hari ini tidak
masuk kelas, sekelaspun mulai gaduh, ada yang bermain katru bergerombol,
bermain hp, dan yang lainnya, kulihat sekeliling hanya beberapa saja yang
berniat untuk mengerjakan tugas yang diberikan ibu guru tadi, begitu juga
wanita yang aku suka, aku melihat dari kejauhan ia mulai bermain hp, entah apa
yang ia lakukan dengan hp tersebut
Tak lama kemudian,
seperti biasa setiap ada jam kosong aku mulai membuka laptopku, ternyata
entahapa yang terjadi sebelumnya, laptopku terkena bsod atau yang disebut blue screen
of death aku mulai kesal, untung jauh-jauh hari aku sudah menyiapkan restore
point, jadi aku bisa mengembalikan laptopku yang terkena blue screen, mungkin ini
gara-gara niatku yang jelek, dengan fasilitas wifi yang di sediakan sekolahan
aku menjahili teman-temanku yang membuka latop dengan mengirimkan pesan jahil
lewat ip adress teman-temanku yang sebelumnya sudah aku miliki dengan menscan
laptop mereka, hal ini tidak berlaku pada wanita yang aku suka, berbicara
dengan dia saja aku malu apa lagi menjahili dia dengan mengirimkan pesan kepada
laptopnya. Tak terasa laptopku sudah kembali pulih seperti semula, aku akhirnya
mengurungkan niat ku untuk menjahili teman-temanku, aku mulai membuka browser untuk berselancar di
dunia maya, situs yang kubuka adalah situs jejaring sosial yang terkenal yaitu
facebook, tak hanya facebook yang kubuka di tab yang lain aku membuka situs
blogku, aku adalah blogger aktif disana aku banyak memposting bergai macam
artikel, walau 40 persen tidak asli karyaku sendiri, dari blog tersebut aku
mendapatkan uang 30-50 ribu dalam sebulan dari hasil penjualan iklan yang ada
di blogku, meskipun sedikit uang tersebut dapat aku gunakan untuk membeli pulsa.
Tiba-tiba khadat
menghampiriku dan mengagetiku “he bro” ucap khadat sambil menepuk bahuku”lapo,
ngageti ae” jawab aku. “onok berta anyar” “berita opo” , aku mulai penasaran “sidokno
tak gak yo” tanya khadat, “opo seh ?”
jawab aku kembali “nek tak sidokno kon
malah gak selera lapo lapo” “genah kok, onok opo?” aku sudah sangat penasaran
dengan perkataanya, tiba tiba ia bilang “ikulo onok tikus ketabrak” ternyata,
lama kelamaan rasa penasaranku pun mulai hilang “malah mbanyol, gak-gak onok opo”
“gak sido wes” saat ia mengatakan itu rasa penasaranku mulai menjadi marah “asu
! ! , leptop iki ngayang lo” eits, yo yo yo, tapi ojok ngamok yo” “ora ora, opo
?” “tentang arek iku” “arek iku sopo” “yo arek iku” “kon malah gak jelas i”
“arek seng kon ..” “yo yo yo paham, opo.o” ketika aku tahu bahwa yang dibahas
adalah wanita yang aku suka, aku mulai penasaran kembali “wes ero gak ?” kata
khadat, aku menjawab “wes ero opo ? mbulet ae koyok benang, karepmu wes !!” “yo
yo yo, ngono ae motong” “gak motong, kon seh gak genah blas ket mau” “yo yo yo,
beritae iku... opo mau lali” “asu ! !, ngono ae lali” “iyo seh, eleng, eleng
aku saiki” “ngono lak enak, onok opo?” “yo
iki lo, tibae arek iku..” “arek iku opo’o?” “tiba’e wes duwe” “genah kon ! ! !”
“ yo sumpah gak bojok aku” , saat kata itu terlontar dari mulut sahabatku, lalu
aku pun terdiam dan membisu, aku mencoba mempastikan hal tersebut dengan
membuka facebook ku yang sedari tadi sudah terbuka untuk melihat status
hubungan nya, ternyata diluar dugaan hasilnya sama dengan yang disebutkan
khadat, yaitu dia sudah mempunyai kekasih, masih tidak percaya akupun membuka
bbmku, ternyata tetap saja, statusnya
berubah menjadi taken, tetapi aku masih tidak percaya hal tersebut sebelum aku
mengetahuinya dengan mata kepalaku sendiri
“gak po po ta awakmu” tanya khadat, “gak po po kok” padahal dalam hatiku sakitnya tuh disini
“ojo galau ngono rek” “gak galau bos” aku menjawabnya dengan nada yang rendah
“awakmu ero teko endi ?” tanya aku kepada khadat lalu ia menjawab “aku ero teko
konco wedok seng parek teko de’e” aku hanya menjawab “owh” sedikit kesal
memang, yah pepatah mengatakan nasi sudah mejadi bubur.
Kriiiing kriiiing
kriiing kriiing .... bel pulang pun
telah berbunyi, aku melihat indah tergesa meninggalkan kelas, aku coba
mengikutinya dari belakang, dan ternyata apa yang kulihat, ia telah dijemput
oleh kekasih baruya, betapa sakitnya hati ini saat melihat ia berboncengan
dengan kekasih barunya itu, aku bergegas kembali ke kelas dan mengemasi barang
barangku kemudian mengambil motor kesayangan ku yang berada di parkir dan
segera pulang ke rumah, sesampainya di rumah aku langsung menaruh tas ranselku
dan berganti pakaian dan duduk di teras
rumah yang kebetulan disana ada amben kalau dalam bahasa jawanya, aku menaruh
badanku disana, aku melihat awan yang cerah dan masih teringat kisah sepulang
sekolah tadi, jujur aku mengaku ku sakit hati padamu mengapa kau lukai aku
, rasanya sakit hati itu seperti jika pernah kau disengat lebah itu
lebih pedih katanya, aku tak menangisimu aku masih bisa tertawa, untuk apa
menagisimu lebih baik aku tertawa walau kau pergi jauh dariku, tanpa sadar
disampigku sudah ada nenekku, aku dan nenekku sangat akrab, biasanya kami
bercengrama bersama, mendengarkan cerita nenek jaman dahulu, bahkan saling
curhat, kemudian ia bilang “lapo to le raimu kok koyo’e sedih seru ngono” aku
menjawab “biasa mak arek enom” “le tole ana’e wong kok yo mbok pikiri, jamane
embah biyen yo gak atek ngono ngono an le” “yo seje lah mak, jaman biyen bari
jaman saiki, jaman biyen dijodohno saiki mboten mak” “jarno ae to le wadon sek
akeh nak dunyo, jodoh iku pasti gak nandi nadi, mbesok yo pasti metok, seng
kuat ae le” “ nggeh mak” sambil meneloh ke arah nenekku. Untung ada nenekku
nenek pernah bilang kepadaku bahwa bila gugur satu akan tumbuh sepuluh ribu, oh
nenekku adalah pahlawanku pantang mundur menasehatiku.
Lama kelamaan aku
mulai menyadarinya, sekali lagi, nasi sudah menjadi bubur, aku hanyalah seorang
pria yang terlalu takut mengungkapkan perasaan ini, aku hanya mampu memendamnya
saja. Akhirnya aku tersadar aku terlalu egois, ini bukan salah dia tapi salahku
yang telah mencintai dan menyukainya dan akan selalu menjadi perasaan yang
terpedam. Dari sinilah aku belajar berfikir lebih dewasa lagi bahwa cinta itu
tak harus diungkapkan, yang penting pembuktianya, aku yakin kalau jodoh tidak
akan kemana mana.